Rabu, 30 Juni 2010

Jangan (salah) memilih kucing dalam karung galz!


Minggu-minggu ini cukup sibuk dengan beberapa kegiatan, tentunya ngga jauh-jauh dengan bidang yang ku-tekuni sampai segede gini (dibaca: ilmu psikologi) --- ngetes, bikin HPP dll --- jadi ngga sempat bikin tulisan buat ngisi blog! hmm.. , blog hari ini mau ngebahas sesuatu hal yang bagiku penting khususnya di saat sekarang ! --- tulisan ini juga sekalian klarifikasi, kalau sebenarnya aq bukan orang yang menutup diri dan “pemilih” masalah pasangan, hanya saja aq tidak mau salah pilih dalam menentukan siapa yang menjadi pasangan,kudu dipikirkan dan wajar kalau aku selektif! Kalian juga gitukan?!
Kenapa sieh rada susah memilih pasangan?? (itu menurut aq sieh). Semua yang “tersedia” pasti ada aja yang “ngga pas”nya!. Soalnya gini, proses pemilihan pasangan ‘ntu tidak hanya sekedar melibatkan rasionalitas namun juga persoalan rasa.. ci ile..,, jadi kedua unsur itu harus terintegrasikan, alaahh.. hehe. Ada unsur emosionalitas yang tercampur didalam pemilihan pasangan (istilah emosi dalam psikologi mengacu kepada semua perasaan baik positif maupun negatif). Jadi jika hanya melibatkan dari segi rasional aja, maka juga membuat kita jatuh dalam kebingungan. Dipikir secara logika si dia oke, tapi kalau kita ngga punya rasa ya ngga mungkin juga kan... (my opinian). Apalagi bila pilihan yang tersedia semakin banyak, kita akan semakin bingung hahaha…menimbang-nimbang, dan pada akhirnya malah ngga ada yang jadinya! (aq banget nieh..wkwkwkw….) Ngga salah memang kalau sekarang cukup banyak yang belum menemukan pujaan hati bukan karena tidak ada pilihan, tetapi justru karena tersedia banyak pilihan--- hehe membela diri alias pura-pura sok laku!--
ada beberapa syarat atau pertimbangan dalam memilih pasangan, antara lain: Masalah agama, ini bukan pertimbangan lagi menurutku tapi termasuk syarat mutlak dan ngga bisa diganggu gugat!! Gat!! Gat!!jangan coba jatuh cinta dengan orang yang ngga seagama!lebih baik PILIH yang seagama dan bila seimanpun, pilihlah orang yang secara rohani seimbang atau lebih baik lagi kalau di atas--- walaupun memang kadar keimanan seseorang hanya TUHAN yang menilainya--- tapi paling ngga bisa menjadi iman dalam keluarga kita.
BOBOT, BEBET, BIBIT....yaitu keluarganya, lingkungannya, dengan siapa teman2nya; dan artinya bobot adalah kualitas diri pribadi yang bersangkutan, Kualitas yang dimaksud mencakup pendidikan dan budi pekerti (ahlaq)bebet kurang lebihlah dengan bobot, hehe. Ketiga hal di atas penting banget jadi pertimbangan dalam memilih pasangan -- kata mak ku..

Terus yang penting lagi yaitu kedewasaan dan intelektual. Bukan berarti harus pintar atau punya iq superior atau jenius, tapi lebih kearah nyambung kalau diajak ngobrol... kalau dewasa juga bukan berarti harus lebih tua! tapi lebih kearah matang ... artinya kedua hal ini mampu membuat komunikasi lancar dan ngga kaku --- sharing, disini juga terlibat pengendalian emosi...

kalau masalah bentuk Fisik dan Materi,, sebenarnya penting juga tapi ngga mutlak, hehe, standar ajalah...,yaaaa.. mapan lah, hmmm...ngga bisa aq pungkiri memang banyak perempuan mengutamakan yang satu ini. Dari hasil survey, perempuan suka laki-laki yang cerdas, berpenampilan baik, mapan dan memiliki emosi yang stabil. Survei lain juga membuktikan bahwa perempuan lebih menyukai laki-laki yang bisa menemaninya setiap saat, di saat dibutuhkan --- Jadi bagi para laki-laki, mulailah menyediakan waktu yang cukup untuk perempuan yang kalian cintai---

Terkesan idealis ya syarat diatas,hehehe, tapi syarat di atas cuma dibikin oleh manusia jadi TUHAN JUGA YANG MENENTUKAN siapa Jodoh kita..., hehe,jangan sampai karena idelisme itu justru menyebabkan kita nggak bisa menemukan pasangan, right!
Kalau menurut saya pribadi sih.. baiknya jangan memilih pacar lagi kalau sekarang tapi memilih calon suami...hehehe..
eits..tapi bukan berari setelah dapat pasangan dan menikah semuanya udah selesai, boro-boro...pernikahan tidak cuma sampai di situ galz! justru setelah menikah ada banyak pekerjaan dan tugas yang menanti.
pernikahan dan pendamping hidup, emang udah lengkap sayap kita yang hanya sebelah. Tempat untuk berbagi dan mencurahkan seluruh jiwa. Tapi jangan lupa juga bahwa siapapun pasangan hidup kita, ia juga adalah manusia biasa, yang pastinya tidak sama dengan kita!bahkan seberapa besar kita kenal dengan pendamping hidup kita, tetap aja ada suprise2 yang bakal kita temui!! cepat atau lambat kita akan menemukan kekurangan atau kebiasaan buruknya! Proses adaptasi dan komunikasi itu yang nantinya jadi bakal ujian yang cuma bisa dihadapi dengan senjata kesabaran... amienn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar